Selasa, 24 Juni 2008

Metodologi Penelitian

PENELITIAN KUALITATIF

Penelitian kualitatif (termasuk penelitian historis dan deskriptif)adalah penelitian yang tidak menggunakan model-model matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan argumentasi. Dalam penelitian kualitatif informasi yang dikumpulkan dan diolah harus tetap obyektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat peneliti sendiri. Penelitian kualitatif banyak diterapkan dalam penelitian historis atau deskriptif.

Metode kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati (Bogdan & Taylor, 1975:5) sedang David Williams (1995) penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah dengan menggunkan metode alamiah dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah.

Prof.Dr. Lexy J. Moleong menyimpulkan penelitian kualitatif adalah "penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah." (2006:6)

DASAR-DASAR PENELITIAN KUALITATIF

Paradigma Metode Penelitian

Ada dua metode berfikir dalam perkembangan pengetahuan, yaitu metode deduktif yang dikembangkan oleh Aristoteles dan metode induktif yang dikembangkan oleh Francis Bacon. Metode deduktif adalah metode berfikir yang berpangkal dari hal-hal yang umum atau teori menuju pada hal-hal yang khusus atau kenyataan. Sedangkan metode induktif adalah sebaliknya. Dalam pelaksanaan, kedua metode tersebut diperlukan dalam penelitian.

Kegiatan penelitian memerlukan metode yang jelas. Dalam hal ini ada dua metode penelitian yakni metode kualitatif dan metode kuantitatif. Pada mulanya metode kuantitatif dianggap memenuhi syarat sebagai metode penilaian yang baik, karena menggunakan alat-alat atau intrumen untuk mengakur gejala-gejala tertentu dan diolah secara statistik. Tetapi dalam perkembangannya, data yang berupa angka dan pengolahan matematis tidak dapat menerangkan kebenaran secara meyakinkan. Oleh sebab itu digunakan metode kualitatif yang dianggap mampu menerangkan gejala atau fenomena secara lengkap dan menyeluruh.

Tiap penelitian berpegang pada paradigma tertentu. Paradigma menjadi tidak dominan lagi dengan timbulnya paradigma baru. Pada mulanya orang memandang bahwa apa yang terjadi bersifat alamiah. Peneliti bersifat pasif sehingga tinggal memberi makna dari apa yang terjadi dan tanpa ingin berusaha untuk merubah. Masa ini disebut masa pra-positivisme.

Setelah itu timbul pandangan baru, yakni bahwa peneliti dapat dengan sengaja mengadakan perubahan dalam dunia sekitar dengan melakukan berbagai eksperimen, maka timbullah metode ilmiah. Masa ini disebut masa positivisme.

Pandangan positivisme dalam perkembangannya dibantah oleh pendirian baru yang disebut post-positivisme. Pendirian post-positivisme ini bertolak belakang dergan positivisme. Dapat dikatakan bahwa post-positivisme sebagai reaksi terhadap positivisme. Menurut pandangan post-positivisme, kebenaran tidak hanya satu tetapi lebih kompleks, sehingga tidak dapat diikat oleh satu teori tertentu saja.

Dalam penelitian, dikenal tiga metode yang secara kronologis berurutan yakni metode pra-positivisme, positivisme, dan post-positivisme.

Ciri-ciri penelitian kualitatif

  1. Memiliki latar alamiah.
  2. Manusia sebagai alat/instrumen
  3. menggunkan metode kualitatif (pengamatan, interview atau penelaahan dokumen)
  4. Analisa data secara induktif
  5. Teori dari dasar (grounded theory)
  6. Bersifat deskriptif
  7. Lebih mementingkan proses daripada hasil
  8. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus
  9. adanya kriteria khusus untuk keabsahan data
  10. Desain bersifat sementara
  11. Hasil penelitian dirundingkan dan disepkati bersama

Adapun menurut Nur’aida dalam bukunya Diktat Metodologi Penelitian, cirri-ciri penelitian kualitatif adalah:

  1. Latar alami, yaitu konteks alami secara menyeluruh dan tidak dapat diisolasi atau dieliminasi sehingga terlepas dari konteksnya.
  2. Instrumen manusia, yang berarti peneliti merupakan instrument kunci untuk menangkap makna, interaksi nilai, yang mana hal ini tidak dapat ditangkap lewat kuesioner.
  3. Memanfaatkan pengetahuan tak terkatakan karena realitas diasumsikan mempunyai nuansa ganda yang sulit dipahami.
  4. Data kualitatif untuk mengungkap realitas ganda.
  5. Sampel bertujuan (purposive sampling) artinya sample dipilih menurut tujuan penelitian dan bukan menggunakan sample random, populasi dan sample banyak.
  6. Analisis data induktif guna mempermudah pendeskripsian.
  7. Teori mendasar yaitu mengarahkan penyusunan teori yang mendasar dari lapangan langsung.
  8. Desain sementara disebabkan adanya realitas ganda yang sulit dibakukan terlebih dahulu.
  9. Kesepakatan hasil terhadap makna dan tafsir atas data yang diperoleh langsung dari sumbernya.

Dari sini kita dapat melihat bahwa, metode penelitian kualitatif menekankan pada metode penelitian observasi di lapangan dan datanya dianalisa dengan cara non-statistik meskipun tidak selalu harus menabukan penggunaan angka

Penelitian kualitatif lebih menekankan pada penggunaan diri si peneliti sebagai alat. Peneliti harus mampu mengungkap gejala sosial di lapangan dengan mengerahkan segenap fungsi inderawinya. Dengan demikian, peneliti harus dapat diterima oleh responden dan lingkungannya agar mampu mengungkap data yang tersembunyi melalui bahasa tutur, bahasa tubuh, perilaku maupun ungkapan-ungkapan yang berkembang dalam dunia dan lingkungan responden.

Tidak ada komentar: